Diawal Tahun 1936, pada waktu itu Pekon Pujodadi masih hutan dan datang 7 (Tujuh) orang dari Jawa Tengah yang dipimpin oleh Bapak Atmo Pawiro membuka hutan tersebut dan membuka sebuah Pedukuhan yang bernama Pedukuhan Pujodadi, sekaligus Bapak atmo Pawiro menjadi seorang Kamituo sampai dengan Tahun 1946. Pada waktu itu Pedukuhan Pujodadi merupakan bagian dari Desa Wargomulyo Kecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan. Antara Tahun 1937 sampai dengan 1940 berturut-turut Pemerintah Hindia Belanda mengirim Transmigrasi dari Jawa ke Sumatera khususnya di Pedukuhan Pujodadi, dan Tahun 1947 sampai dengan Tahun 1952 Bapak Atmo Pawiro resmi menjadi Kepala Desa Pujodadi setelah memisahkan diri dari Desa Wargomulyo. Mereka memandang perlu adanya pemekaran karena beberapa persyaratan sudah mendukung untuk menjadi sebuah desa. Dengan beberapa tujuan diantaranya adalah untuk mempercepat laju pembangunan dan untuk memperpendek rentang kendali pelayanan administrasi bagi masyarakat, guna lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat yang tinggi maka Tim Pemekaran dan didukung oleh masyarakat memperjuangkan terbentuknya Desa Pujodadi walaupun ada beberapa kendala dan pro-kontra terjadi. Alhamdulillah berkat perjuangan yang gigih semua bisa berjalan lancar dan terwujud.